Kamis, 17 September 2009
Amfibi Prahispanik
Amfibi Prahispanik merupakan hewan sejenis amfibi yang dikawasan Meksiko dikenal sebagai “ajolote” (Ambystoma mexicanum). Hewan penghuni Danau Xochilmico sejak jaman prahispanik ini sering dijumpai di sekitar kawasan penduduk dan tak jarang pula ada orang yang mencoba untuk menangkapnya. Amfibi ini juga dikenal sebagai “monster air” atau “anjing air” dan menjadi makanan favorit selama Kekaisaran Aztec.
Rabu, 17 Juni 2009
Insect
Kutu Berduri
Kutu Duri memiliki nama latin Umbonia crassicornis. Bentuk fisik mereka membantu mereka dalam hal menyamar, mengikuti duri melengkung batang tanaman yang menjadi habitat mereka. Kutu duri merupakan anggota keluarga belalang daun yang menghuni hutan pegunungan di Kosta Rika (Costa Rica) dan sejumlah lokasi di Amerika Tengah. Kutu duri dewasa memiliki garis berwarna oranye dan merah dari ujung titik tulang punggung menurun ke tubuh mereka yang berwarna hijau asam. Hewan ini hanya hidup beberapa bulan saja, uniknya lagi, mereka membuat vibrasi suara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan menarik lawan jenisnya dimana kutu jantan akan mendarat di batang tumbuhan lalu mulai mengeluarkan suara vibrasi dan menanti sang betina menjawabnya. Para ilmuwan menggunakan mikrofon ekstra kecil untuk membuktikan hal ini. Kutu berduri jantan dan batina dapat dibedakan melalui bentuk duri pada cangkang mereka. Jika betina, bentuk durinya lancip sedangkan pada jantan tidak. Pseudopolybia compressa atau tawon kecil hitam adalah ancaman utama bagi kutu muda.
Kutu Duri memiliki nama latin Umbonia crassicornis. Bentuk fisik mereka membantu mereka dalam hal menyamar, mengikuti duri melengkung batang tanaman yang menjadi habitat mereka. Kutu duri merupakan anggota keluarga belalang daun yang menghuni hutan pegunungan di Kosta Rika (Costa Rica) dan sejumlah lokasi di Amerika Tengah. Kutu duri dewasa memiliki garis berwarna oranye dan merah dari ujung titik tulang punggung menurun ke tubuh mereka yang berwarna hijau asam. Hewan ini hanya hidup beberapa bulan saja, uniknya lagi, mereka membuat vibrasi suara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan menarik lawan jenisnya dimana kutu jantan akan mendarat di batang tumbuhan lalu mulai mengeluarkan suara vibrasi dan menanti sang betina menjawabnya. Para ilmuwan menggunakan mikrofon ekstra kecil untuk membuktikan hal ini. Kutu berduri jantan dan batina dapat dibedakan melalui bentuk duri pada cangkang mereka. Jika betina, bentuk durinya lancip sedangkan pada jantan tidak. Pseudopolybia compressa atau tawon kecil hitam adalah ancaman utama bagi kutu muda.
B o L a
Maradona dari Ostrava
Milan Baros adalah pemain sepak bola dari Eropa Timur yang mendapat julukan sebagai “Maradona dari Ostrava”. Pemain bola asal Ceko ini dikenal sebagai gelandang penyerang yang sama andalnya dengan saat ia memainkan peran sebagai penyerang. Pada Euro 2004 lalu, pelatih Ceko, Karel Bruckner memasang duet Baros dengan Vratislav Lokvenc untuk menggempur lini pertahanan Jerman, Belanda dan Latvia di Grup D Euro 2004.
Milan Baros adalah pemain sepak bola dari Eropa Timur yang mendapat julukan sebagai “Maradona dari Ostrava”. Pemain bola asal Ceko ini dikenal sebagai gelandang penyerang yang sama andalnya dengan saat ia memainkan peran sebagai penyerang. Pada Euro 2004 lalu, pelatih Ceko, Karel Bruckner memasang duet Baros dengan Vratislav Lokvenc untuk menggempur lini pertahanan Jerman, Belanda dan Latvia di Grup D Euro 2004.
Selasa, 12 Mei 2009
katalitik Konverter
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi pencemaran asap kendaraan bermotor adalah dengan memasang katalitik pada knalpot kendaraan. Alat ini dapat mengurangi pencemaran asap kendaraan bermotor. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya adalah platina).
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitogan.
Pada bagian berikutnya, jika hidrokarbon dan karbon monoksida masih ada, maka hidrokarbon dan karbon monoksida tersebut akan di-oksidasi kemudian membentuk karbon dioksia dan uapa air.
Timbel dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik. Oleh karena itu, katalitik konverter hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel. Hal ini menjadi salah satu kelemahan dari katalitik konverter
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitogan.
Pada bagian berikutnya, jika hidrokarbon dan karbon monoksida masih ada, maka hidrokarbon dan karbon monoksida tersebut akan di-oksidasi kemudian membentuk karbon dioksia dan uapa air.
Timbel dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik. Oleh karena itu, katalitik konverter hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel. Hal ini menjadi salah satu kelemahan dari katalitik konverter
Sabtu, 17 Januari 2009
Hakama
Hakama
Hakama adalah semacam celana panjang yang dikenekan pria yang juga merupakan bagian daripakaian tradisional Jepang. Pada awalnya , benda ini hanya digunakan sebagai pakaian pada pria saja , tetapi sekarang , Hakama juga dikenakan oleh kaum wanita.
Hakama dapat dibagi menjadi 2 jenis , yaitu :
1. Hakama yang tidak memiliki belahan pada bagian kaki sehingga berbentuk seperti rok
2. Hakama yang memiliki belahan sehingga berbentuk seperti celana.
pada zaman dahulu , Hakama dikenakan pendeta Kuil Shinto dan juga dipakai di dalam bidang olahraga tradisional Jepang , seperti :
- Aikido
- Kendo
- Kenjutsu
- Kyudo
- dan juga dipakai oleh para Samurai
Selain dalam bidang olahraga , benda tersebut juga dipakai dalam Seijin shiki (upacara orang dewasa)yang merupakan upacara tahunan yang diadakan oleh pemerintah lokal kota dan desa di Jepang yang mengundang pendudukyang telah mencapai usia 20 tahun untuk merayakan usia yang telah dianggap cukup umur menurut hukum. Salah satu kegunaan Hakama adalah untuk menyembunyikan gerakan kaki ketika berhadapan dengan musuh. Hakama bukan sekedar berbentuk seperti cela yang lebar tetapi juga unik dan memiliki Filosofi / Falsafah dan prinsip hidup seorang Budoka (ksatria).
Hakama merupakan simbol dari spirit Budo dalam Aikido.
Terdapat 7 lipatan pada Hakama ,
yaitu 2 lipatan di bagian belakang dan 5 lipatan di bagian depan.
Lipatan - lipatan tersebut mengandung filosofi , yaitu merupakan simbol - simbol yang melambangkan nilai - nilai :
1. Jin (benovence) atau Kasih Sayang
2. Gi (Justice) atau Kaedilan
3. Rei (politeness) atau Kesopanan
4. Yuu (bravery) atau keberanian
5. Makoto (veracity) atau Kejujuran
6. Meiyo (honor) atau Kehormatan
7. Chuuugi (loyalty) atau Kesetiaan.
Dan dengan memakai benda tersebut , pemakai Hakama diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai - nilai yang dilambangkan tersebut.
Cara memakai dan melipat Hakama lebih sulit bila dibandingkan dengan celana biasa. Terdapat 4 tali pengikat pada Hakama yang disebut Himo. 2 buah Himo terdapat di masing - masing sisi bagian belakang celana dan pada bagian belakang celana tersebut terdapat suatu bagian seperti papan yang disebut Koshi-Ate. Lalu dibawahnya terdapat Hakama-Dome yang akan diselipkan ke sabuk.
Hakama Aikido standart terbuat dari kombinasi bahan terylon dan katun yang berwarna gelap sehingga tahan lama dan mudah dirawat . Selain itu , Hakama dibuat menggunakan meterial yang kuat namun fleksibel. Saat ini , Hakama juga tersedia dalam warna lain selain Hitam.
Hakama adalah semacam celana panjang yang dikenekan pria yang juga merupakan bagian daripakaian tradisional Jepang. Pada awalnya , benda ini hanya digunakan sebagai pakaian pada pria saja , tetapi sekarang , Hakama juga dikenakan oleh kaum wanita.
Hakama dapat dibagi menjadi 2 jenis , yaitu :
1. Hakama yang tidak memiliki belahan pada bagian kaki sehingga berbentuk seperti rok
2. Hakama yang memiliki belahan sehingga berbentuk seperti celana.
pada zaman dahulu , Hakama dikenakan pendeta Kuil Shinto dan juga dipakai di dalam bidang olahraga tradisional Jepang , seperti :
- Aikido
- Kendo
- Kenjutsu
- Kyudo
- dan juga dipakai oleh para Samurai
Selain dalam bidang olahraga , benda tersebut juga dipakai dalam Seijin shiki (upacara orang dewasa)yang merupakan upacara tahunan yang diadakan oleh pemerintah lokal kota dan desa di Jepang yang mengundang pendudukyang telah mencapai usia 20 tahun untuk merayakan usia yang telah dianggap cukup umur menurut hukum. Salah satu kegunaan Hakama adalah untuk menyembunyikan gerakan kaki ketika berhadapan dengan musuh. Hakama bukan sekedar berbentuk seperti cela yang lebar tetapi juga unik dan memiliki Filosofi / Falsafah dan prinsip hidup seorang Budoka (ksatria).
Hakama merupakan simbol dari spirit Budo dalam Aikido.
Terdapat 7 lipatan pada Hakama ,
yaitu 2 lipatan di bagian belakang dan 5 lipatan di bagian depan.
Lipatan - lipatan tersebut mengandung filosofi , yaitu merupakan simbol - simbol yang melambangkan nilai - nilai :
1. Jin (benovence) atau Kasih Sayang
2. Gi (Justice) atau Kaedilan
3. Rei (politeness) atau Kesopanan
4. Yuu (bravery) atau keberanian
5. Makoto (veracity) atau Kejujuran
6. Meiyo (honor) atau Kehormatan
7. Chuuugi (loyalty) atau Kesetiaan.
Dan dengan memakai benda tersebut , pemakai Hakama diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai - nilai yang dilambangkan tersebut.
Cara memakai dan melipat Hakama lebih sulit bila dibandingkan dengan celana biasa. Terdapat 4 tali pengikat pada Hakama yang disebut Himo. 2 buah Himo terdapat di masing - masing sisi bagian belakang celana dan pada bagian belakang celana tersebut terdapat suatu bagian seperti papan yang disebut Koshi-Ate. Lalu dibawahnya terdapat Hakama-Dome yang akan diselipkan ke sabuk.
Hakama Aikido standart terbuat dari kombinasi bahan terylon dan katun yang berwarna gelap sehingga tahan lama dan mudah dirawat . Selain itu , Hakama dibuat menggunakan meterial yang kuat namun fleksibel. Saat ini , Hakama juga tersedia dalam warna lain selain Hitam.
Jumat, 31 Oktober 2008
Liberal Arts: Apakah itu?
Liberal Arts: Apakah itu?
Istilah artes liberales, yang sering digunakan pada Eropa abad pertengahan, bukan berarti sama dengan ‘seni’ yang dipahami jaman sekarang. Namun lebih mengacu pada cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolah pada waktu itu. Mereka disebut liberal (Latin liber, bebas), karena mereka ditujukan untuk melatih kecerdasan dari orang bebas, sebagai anti tesis dari artes illiberales, yang digunakan untuk kepentingan ekonomi. Liberal Arts bukan digunakan untuk mencari nafkah, namun untuk mempelajari sains. Biasanya kurikulim liberal arts merupakan kombinasi antara filsafat dan teologi, disebut juga sebagai skolastikisme.>/p?
Cabang ilmu yang dipelajari liberal arts ada tujuh dan dapat diklasifikasi menjadi dua grup terpisah. Grup pertama adalah mempelajari tata bahasa, retorika, dan logika atau dialektika. Dengan kata lain, grup pertama biasa disebut sebagai kajian bahasa atau artes sermocinales. Grup kedua terdiri atas aritmatika, geometri, astronomi, dan musik. Sering juga disebut sebagai disiplin matematika-fisika atau artes reales/physicae. Grup pertama sering dianggap sebagai grup dasar, dimana cabang-cabang ini juga disebut sebagai artes triviales, atau trivium.
Secara falsafah, ini berarti suatu pertigaan pada jalan. Sebagai kontras dari mereka, ada disiplin matematika fisika atau artes quadriviales atau quadrivium. Sering juga disebut sebagai perempatan pada jalan. Tujuh liberal arts adalah anggota dari sistem pembelajaran yang dimulai dari cabang bahasa sebagai tahap pertama, cabang matematika sebagai tahap kedua, dan sains sebagai tahap akhir.
Sistem Sekolah
Sistem liberal arts masih digunakan di sekolah-sekolah di Eropa dan Amerika sejak 2000 tahun yang lalu sampai sekarang. Filusuf besar seperti Pythagoras, Plato, dan St Agustinus sangat berjasa dalam pengembangan liberal arts. Para filusuf muslim, seperti Ibn Sina, Al Farabi, dan Ibn Rusyd juga mengembangkan paradigma yang serupa. Tidak mengherankan, jika seorang Al Farabi dikenal sebagai filusuf, musisi, dan dokter sekaligus. Sama dengan Eropa dan Amerika, di Iran pendekatan liberal arts masih dijalankan, walaupun dengan format berbeda. Di Perancis, puncak dari ‘liberal arts’ adalah pemberian pelajaran filsafat di tingkat ‘lycee’ (setara SMU). Seorang siswa harus mampu menulis artikel mengenai filosof tertentu, misalnya mengenai Friedrich Nietzche.
Berbeda dengan di Indonesia, dimana kurikulum sekolah sangat tidak jelas orientasinya. Pelajaran apa yang menjadi prioritas, atau mana pelajaran yang untuk kepentingan ekonomi (pasar) dan mana yang untuk sains, sama sekali tidak jelas. Belum lagi momok ‘ganti menteri ganti kurikulum’ membuat Indonesia sangat sukar membuat kurikulum yang stabil. Hasilnya adalah egoisme sektoral. Sudah banyak perbaikan dan perubahan yang dilakukan Diknas, namun masih banyak pula yang harus dilakukan, termasuk mendesain kurikulum yang stabil dan mengangkat perspektif multisektoral.
Falsafah Liberal Arts
Di zaman Yunani Klasik, Plato memprotes dekadensi yang terjadi pada generasi muda, karena penyaringan informasi secara keliru. Pada buku ‘republik’ Plato menjabarkan konsep kependidikannya. Pada langkah awal, ia dimulai dengan kultur musik-gimnastik, yang berarti menggunakan indera sebagai instrumen untuk mengapresiasi yang indah dan baik (nada dan bentuk). Langkah kedua, adalah melalaui cabang matematika, yaitu aritmatika, geometri, astronomi, dan musik, yang beroperasi dengan kekuatan refleksi kita. Kajian matematika memungkinkan siswa untuk beranjak dari pengetahuan indrawi kepada perspektif intelektual. Sehingga siswa dapat secara bertahap menguasai teori angka, bentuk, kinetika, dan bunyi.
Tahap ketiga, atau juga tahap terakhir, adalah penguasaan filsafat. Dalam hal ini, Plato mengajukan basis psikologis dari kajian-kajiannya, yang adalah: pengetahuan indrawi, pengetahuan reflektif, dan pengetahuan intelektual. Menurut Plato, pengetahuan tertinggi berada di dunia ide. Dalam dunia ide, terdapat pengetahuan mengenai ‘yang ideal’. Contoh kongkrit dari pengetahuan ideal adalah mengenai pembentukan negara ideal. Plato tidak percaya dengan demokrasi liberal. Menurut dia, jika rakyat dilepas begitu saja tanpa bimbingan dari orang bijak untuk memerintah suatu negara, maka yang terjadi adalah anarki.
Menurut Plato, seorang negarawan haruslah sekuat seorang raja, namun sebijak seorang filusuf. Persekutuan orang-orang bijak yang memerintah negara, disebut Plato sebagai the guardian. Konsep idealisme Plato ini dioperasionalkan secara kongkrit oleh para founding father Amerika Serikat. Pemisahan kekuasaan yang dikenal di Amerika Serikat (Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif) harus dikepalai dan beranggotakan para guardian. Menjadi seorang senator atau anggota kongres, memerlukan persyaratan tertentu yang hanya bisa dipenuhi oleh seorang guardian. Indonesia mencoba mengaplikasikan konsep Plato, namun dengan modifikasi dan penyesuaian dengan kondisi lokal. Para founding father kita (Soekarno-Hatta-Syahrir, dll) sangat familiar dengan pemikiran Plato. Bahkan Bung Hatta pernah mengarang buku tentang Filsafat Yunani Klasik. Konsep ‘guardian’ Plato menjadi salah satu puncak dari falsafat yang medasari liberal arts.
Bagaimana konsep dunia ide Plato mempengaruhi perkembangan sains-tek juga terlihat pada gagantifikasi Hukum Gravitasi. Isaac Newton menemukan hukum yang mengatur pergerakan benda langit, yang dikenal sebagai hukum gravitasi. Newton membangun hukum tersebut berdasarkan asumsi ideal, bahwa ruang adalah absolut dan kecepatan cahaya adalah relatif. Adapun di jaman Newton kecepatan cahaya belum diketahui, sehingga asumsi demikian dibangun. Newton, yang sangat dipengaruhi oleh pandangan dunia mekanistik Kartesian (Alam semesta adalah suatu jam raksasa, dengan dibantu sekrup-sekrup dan baut-baut yang menggerakkannya) berusaha mencari suatu gagantifikasi hukum mekanistik yang mampu menjelaskan alam semesta itu seperti apa. Adapun asumsi Kartesian yang digunakan sangat mempengaruhi perumusan Hukum Gravitasi. Rumus F=ma versi Newton telah menjadi rumus klasik yang sudah kita kenal sejak SMP(F=gaya, m=massa, a=percepatan).
Namun rumus tersebut dibangun dengan asumsi ideal, bahwa massa itu konstan (tidak berubah), namun kecepatan cahaya bisa berubah-rubah. Rumus ini masih bisa menjelaskan pergerakan benda sehari-hari seperti pendulum dan roda (namun ada modifikasinya), adapun untuk menjelaskan pergerakan atom dan molekul sudah tidak bisa. Belakangan Albert Einstein mengkoreksi Hukum Newton dengan mengatakan bahwa kecepatan cahaya absolut, dan massa itu relatif.
Selain pada kasus diatas, ternyata hukum gas juga dipengaruhi oleh konsep dunia ideal Plato. Rumus pV=nRT (p=tekanan, V=volume, n=mol, R=konstanta, T=temperatur) sudah menjadi rumus klasik yang kita kenal sejak SMP. Hukum gas ideal merupakan suatu idealisasi dari persamaan yang diikuti oleh gas secara nyata. Secara khusus, ternyata semua gas mengikuti persamaan tersebut jika tekanan semakin mendekati nol. Persamaan tersebut adalah contoh dari hukum pembatas, yaitu suatu hukum yang tidak diikuti secara pasti oleh gas nyata, namun akan semakin valid ketika tekanan diturunkan dan diikuti secara pasti ketika tekanan menjadi nol. Sementara, gas nyata tidak berperilaku seperti yang ditunjukkan rumus diatas. Hukum gas ideal tidak mempertimbangkan adanya daya tarik dan daya tolak antara molekul gas, yang menjadikan rumus gas nyata mengkoreksi rumus gas ideal.
Kasus ‘idealisasi’ seperti diatas sangat banyak dalam perkembangan sains-tek, diantaranya asumsi Darwin bahwa sifat (trait) organisme diturunkan berdasarkan ‘percampuran darah’. Darwin percaya bahwa sifat organisme dari ‘offspring’ pasti merupakan campuran dari sifat kedua orangtuanya. Ternyata asumsi ini tidak benar. Teori Darwin ini akhirnya dikoreksi Mendel dengan Hukum Genetika.
Saintis besar seperti Isaac Newton, Albert Einstein, Charles Darwin, dan Gregor Mendel adalah produk dari sistim pendidikan liberal arts. Mereka mampu memahami semangat keilmiahan dari zamannya, karena sangat memahami falsafah dari sains.
Istilah artes liberales, yang sering digunakan pada Eropa abad pertengahan, bukan berarti sama dengan ‘seni’ yang dipahami jaman sekarang. Namun lebih mengacu pada cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolah pada waktu itu. Mereka disebut liberal (Latin liber, bebas), karena mereka ditujukan untuk melatih kecerdasan dari orang bebas, sebagai anti tesis dari artes illiberales, yang digunakan untuk kepentingan ekonomi. Liberal Arts bukan digunakan untuk mencari nafkah, namun untuk mempelajari sains. Biasanya kurikulim liberal arts merupakan kombinasi antara filsafat dan teologi, disebut juga sebagai skolastikisme.>/p?
Cabang ilmu yang dipelajari liberal arts ada tujuh dan dapat diklasifikasi menjadi dua grup terpisah. Grup pertama adalah mempelajari tata bahasa, retorika, dan logika atau dialektika. Dengan kata lain, grup pertama biasa disebut sebagai kajian bahasa atau artes sermocinales. Grup kedua terdiri atas aritmatika, geometri, astronomi, dan musik. Sering juga disebut sebagai disiplin matematika-fisika atau artes reales/physicae. Grup pertama sering dianggap sebagai grup dasar, dimana cabang-cabang ini juga disebut sebagai artes triviales, atau trivium.
Secara falsafah, ini berarti suatu pertigaan pada jalan. Sebagai kontras dari mereka, ada disiplin matematika fisika atau artes quadriviales atau quadrivium. Sering juga disebut sebagai perempatan pada jalan. Tujuh liberal arts adalah anggota dari sistem pembelajaran yang dimulai dari cabang bahasa sebagai tahap pertama, cabang matematika sebagai tahap kedua, dan sains sebagai tahap akhir.
Sistem Sekolah
Sistem liberal arts masih digunakan di sekolah-sekolah di Eropa dan Amerika sejak 2000 tahun yang lalu sampai sekarang. Filusuf besar seperti Pythagoras, Plato, dan St Agustinus sangat berjasa dalam pengembangan liberal arts. Para filusuf muslim, seperti Ibn Sina, Al Farabi, dan Ibn Rusyd juga mengembangkan paradigma yang serupa. Tidak mengherankan, jika seorang Al Farabi dikenal sebagai filusuf, musisi, dan dokter sekaligus. Sama dengan Eropa dan Amerika, di Iran pendekatan liberal arts masih dijalankan, walaupun dengan format berbeda. Di Perancis, puncak dari ‘liberal arts’ adalah pemberian pelajaran filsafat di tingkat ‘lycee’ (setara SMU). Seorang siswa harus mampu menulis artikel mengenai filosof tertentu, misalnya mengenai Friedrich Nietzche.
Berbeda dengan di Indonesia, dimana kurikulum sekolah sangat tidak jelas orientasinya. Pelajaran apa yang menjadi prioritas, atau mana pelajaran yang untuk kepentingan ekonomi (pasar) dan mana yang untuk sains, sama sekali tidak jelas. Belum lagi momok ‘ganti menteri ganti kurikulum’ membuat Indonesia sangat sukar membuat kurikulum yang stabil. Hasilnya adalah egoisme sektoral. Sudah banyak perbaikan dan perubahan yang dilakukan Diknas, namun masih banyak pula yang harus dilakukan, termasuk mendesain kurikulum yang stabil dan mengangkat perspektif multisektoral.
Falsafah Liberal Arts
Di zaman Yunani Klasik, Plato memprotes dekadensi yang terjadi pada generasi muda, karena penyaringan informasi secara keliru. Pada buku ‘republik’ Plato menjabarkan konsep kependidikannya. Pada langkah awal, ia dimulai dengan kultur musik-gimnastik, yang berarti menggunakan indera sebagai instrumen untuk mengapresiasi yang indah dan baik (nada dan bentuk). Langkah kedua, adalah melalaui cabang matematika, yaitu aritmatika, geometri, astronomi, dan musik, yang beroperasi dengan kekuatan refleksi kita. Kajian matematika memungkinkan siswa untuk beranjak dari pengetahuan indrawi kepada perspektif intelektual. Sehingga siswa dapat secara bertahap menguasai teori angka, bentuk, kinetika, dan bunyi.
Tahap ketiga, atau juga tahap terakhir, adalah penguasaan filsafat. Dalam hal ini, Plato mengajukan basis psikologis dari kajian-kajiannya, yang adalah: pengetahuan indrawi, pengetahuan reflektif, dan pengetahuan intelektual. Menurut Plato, pengetahuan tertinggi berada di dunia ide. Dalam dunia ide, terdapat pengetahuan mengenai ‘yang ideal’. Contoh kongkrit dari pengetahuan ideal adalah mengenai pembentukan negara ideal. Plato tidak percaya dengan demokrasi liberal. Menurut dia, jika rakyat dilepas begitu saja tanpa bimbingan dari orang bijak untuk memerintah suatu negara, maka yang terjadi adalah anarki.
Menurut Plato, seorang negarawan haruslah sekuat seorang raja, namun sebijak seorang filusuf. Persekutuan orang-orang bijak yang memerintah negara, disebut Plato sebagai the guardian. Konsep idealisme Plato ini dioperasionalkan secara kongkrit oleh para founding father Amerika Serikat. Pemisahan kekuasaan yang dikenal di Amerika Serikat (Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif) harus dikepalai dan beranggotakan para guardian. Menjadi seorang senator atau anggota kongres, memerlukan persyaratan tertentu yang hanya bisa dipenuhi oleh seorang guardian. Indonesia mencoba mengaplikasikan konsep Plato, namun dengan modifikasi dan penyesuaian dengan kondisi lokal. Para founding father kita (Soekarno-Hatta-Syahrir, dll) sangat familiar dengan pemikiran Plato. Bahkan Bung Hatta pernah mengarang buku tentang Filsafat Yunani Klasik. Konsep ‘guardian’ Plato menjadi salah satu puncak dari falsafat yang medasari liberal arts.
Bagaimana konsep dunia ide Plato mempengaruhi perkembangan sains-tek juga terlihat pada gagantifikasi Hukum Gravitasi. Isaac Newton menemukan hukum yang mengatur pergerakan benda langit, yang dikenal sebagai hukum gravitasi. Newton membangun hukum tersebut berdasarkan asumsi ideal, bahwa ruang adalah absolut dan kecepatan cahaya adalah relatif. Adapun di jaman Newton kecepatan cahaya belum diketahui, sehingga asumsi demikian dibangun. Newton, yang sangat dipengaruhi oleh pandangan dunia mekanistik Kartesian (Alam semesta adalah suatu jam raksasa, dengan dibantu sekrup-sekrup dan baut-baut yang menggerakkannya) berusaha mencari suatu gagantifikasi hukum mekanistik yang mampu menjelaskan alam semesta itu seperti apa. Adapun asumsi Kartesian yang digunakan sangat mempengaruhi perumusan Hukum Gravitasi. Rumus F=ma versi Newton telah menjadi rumus klasik yang sudah kita kenal sejak SMP(F=gaya, m=massa, a=percepatan).
Namun rumus tersebut dibangun dengan asumsi ideal, bahwa massa itu konstan (tidak berubah), namun kecepatan cahaya bisa berubah-rubah. Rumus ini masih bisa menjelaskan pergerakan benda sehari-hari seperti pendulum dan roda (namun ada modifikasinya), adapun untuk menjelaskan pergerakan atom dan molekul sudah tidak bisa. Belakangan Albert Einstein mengkoreksi Hukum Newton dengan mengatakan bahwa kecepatan cahaya absolut, dan massa itu relatif.
Selain pada kasus diatas, ternyata hukum gas juga dipengaruhi oleh konsep dunia ideal Plato. Rumus pV=nRT (p=tekanan, V=volume, n=mol, R=konstanta, T=temperatur) sudah menjadi rumus klasik yang kita kenal sejak SMP. Hukum gas ideal merupakan suatu idealisasi dari persamaan yang diikuti oleh gas secara nyata. Secara khusus, ternyata semua gas mengikuti persamaan tersebut jika tekanan semakin mendekati nol. Persamaan tersebut adalah contoh dari hukum pembatas, yaitu suatu hukum yang tidak diikuti secara pasti oleh gas nyata, namun akan semakin valid ketika tekanan diturunkan dan diikuti secara pasti ketika tekanan menjadi nol. Sementara, gas nyata tidak berperilaku seperti yang ditunjukkan rumus diatas. Hukum gas ideal tidak mempertimbangkan adanya daya tarik dan daya tolak antara molekul gas, yang menjadikan rumus gas nyata mengkoreksi rumus gas ideal.
Kasus ‘idealisasi’ seperti diatas sangat banyak dalam perkembangan sains-tek, diantaranya asumsi Darwin bahwa sifat (trait) organisme diturunkan berdasarkan ‘percampuran darah’. Darwin percaya bahwa sifat organisme dari ‘offspring’ pasti merupakan campuran dari sifat kedua orangtuanya. Ternyata asumsi ini tidak benar. Teori Darwin ini akhirnya dikoreksi Mendel dengan Hukum Genetika.
Saintis besar seperti Isaac Newton, Albert Einstein, Charles Darwin, dan Gregor Mendel adalah produk dari sistim pendidikan liberal arts. Mereka mampu memahami semangat keilmiahan dari zamannya, karena sangat memahami falsafah dari sains.
Langganan:
Postingan (Atom)